Sabtu, 12 Februari 2011

Wow, Anak SMP Bikin Situs Ala Facebook!

 Siapa yang tak kenal Facebook?
 Situs jejaring sosial buatan Mark Elliot Zuckerberg itu telah mendunia. Dan sekarang, di Indonesia juga sudah ada yang menciptakan situs sejenis. Hebatnya, yang penciptanya hanya seorang bocah berusia belasan tahun.
Muhamad Yahya Harlan (13) adalah nama bocah pencipta situs ala Facebook tersebut. Siswa kelas 7A (1 SMP) Sekolah Alam Bandung, Jawa Barat, itu menamai situs ciptaannya dengan Salingsapa.com.
Awalnya, kata Yahya, ia tergerak ingin membuat jejaring sosial yang hampir sama dengan Facebook (FB) yang berbahasa Indonesia. Kemudian, hanya dalam kurun waktu satu bulan, terciptalah Salingsapa.com. Dalam waktu yang cukup singkat tersebut, Yahya membuat situs jejaring sosialnya penuh fitur yang agak jauh berbeda dengan FB.
"Awalnya saya lihat di news, ada orang Indonesia yang membuat semacam FB dengan bahasa Indonesia. Saya pikir, saya juga bisa buat yang sama dan lebih bagus lagi," kata Yahya, ditemui di sekolahnya di kawasan Dago Atas, Kamis (10/2/2011) kemarin.
Anak sulung dari pasangan Yan Harlan (45) dan Fidriana (37) ini pun mulai mengotak-atik komputernya untuk merancang fitur-fitur di jejaring sosial yang akan dibuatnya itu. Dibantu sang ayah yang juga hobi main komputer, Yahya meminta ide-ide fitur yang akan dibuatnya.
Hasilnya, karya siswa yang menyukai mata pelajaran IPA ini ternyata mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Jumat (11/2/2011) sore ini, ia bahkan didapuk menjadi satu dari tiga siswa SMP yang akan menyampaikan presentasinya di hadapan dosen dan mahasiswa ITB.
Menurut sang ibu, Fidriana, putranya itu diminta memaparkan hasil karyanya selama 20 menit dan 10 menit untuk sesi tanya jawab. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Yahya meski ini pertama kalinya ia harus tampil di depan umum, terlebih lagi di hadapan dosen dan mahasiswa.
Namun, Fidriana percaya, anaknya itu mampu membuktikan diri. Karena jejaring sosial tersebut memang murni hasil karya Yahya meski ada bantuan ide dari sang ayah.
Ia juga menuturkan, minat Yahya pada komputer sudah terlihat sejak usia 3 tahun. Saat itu, ia mengotak-atik komputer milik sang ayah. Karena minatnya yang besar, Yahya pun ikut beberapa les komputer, termasuk les di Komlab ITB yang pesertanya kebanyakan mahasiswa.
"Dia selalu ingin mempelajari yang baru tentang komputer, makanya saat ikut les, ia ikut beberapa paket pelatihan yang pesertanya mahasiswa semua," kata Fidriana, saat ditemui di kediamannya di Awi Ligar, Cimenyan, Bandung.
Begitu tahu anak sulungnya menciptakan jejaring sosial, ia dan suaminya hanya mendukung dan mengarahkan bahwa karyanya tersebut akan lebih bagus bila bermanfaat bagi banyak orang.
"Karena itu, Salingsapa.com ini diniatkan untuk dakwah dan kebaikan. Harapan kami, jejaring sosial ciptaan Yahya ini juga sebagai ladang amal," kata Fidriana, yang tetap memantau Yahya agar tetap bisa mengatur waktu antara belajar dan mengurus jejaring sosialnya tersebut.

Sumber:

Sabtu, 05 Februari 2011

Manajemen Stres Pada Remaja


Stres dapat menyerang siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa. Diantara kedua usia ini, terdapat para remaja. Penyebab stres pada remaja berbeda dengan penyebab stres pada orang dewasa namun
gejala-gejalanya tetaplah sama. Dikarenakan perbedaan stres pada remaja dan orang dewasa, maka sangat penting untuk melakukan pendekatan yang berbeda terhadap stres tersebut.

Populasi total terdiri dari 20% remaja. Namun, terkadang remaja menjadi kelompok populasi yang terlupakan. Remaja adalah kelompok peralihan dari masa anak-anak yang belum mandiri ke masa dewasa yang mandiri dan proses transisi ini tidak pernah mudah. Kelompok usia remaja sangat rentan terhadap stres fisik dan emosional.

Stres yang mereka alami dapat datang dari mana saja, baik dari keluarga, teman-teman, atau lingkungan sekolahnya. Mereka terkadang terpaksa mengikuti jejak saudara kandungnya yang lebih tua agar tidak dibanding-bandingkan oleh orang tua, atau remaja dapat mengalami stres akibat proses mencari jati diri dan perannya di masyarakat.

Menanggulangi stres remaja

Stres pada remaja dapat diatasi baik di dalam maupun di luar rumah. Langkah pertama dalam mengatasi stres pada remaja adalah mengidentifikasi penyebab dari stres mereka. Dugaan bahwa tidak ada alasan fisik untuk stres pada remaja harus dihindari.

Remaja harus diizinkan untuk berbicara dengan bebas tentang masalah mereka dan mereka harus diberi dukungan. Orang dewasa disekitarnya harus membantu dan mengajarinya tentang metode penghilang stres dan membuat target yang realistik untuk kegiatan kurikuler ataupun ekstrakurikuler mereka.

Orang tua atau guru harus meminta remaja untuk mendefinisikan stres menurut mereka, memberikan contoh suatu kejadian dan menanyakan tentang respon mereka terhadap kejadian itu. Berikan saran tentang respon stres yang normal dan jelaskan tentang cara untuk menangani stres. Terangkan kepada mereka bahwa stres yang berbeda akan memberi respon yang berbeda pada orang yang berbeda. Juga beri masukan untuk menghindari metode yang tidak sehat dalam mengatasi stres seperti; bertengkar, penggunaan alkohol atau narkoba.

Selama dalam keadaan stres yang dialaminya, dukungan penuh harus diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Remaja, seperti anak-anak dan beberapa orang dewasa, belumlah siap untuk mengatasi masalah-masalah besar sendirian.